A.
Pengertian
Organisasi
Organisasi
merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Organisasi mahasiswa merupakan sekumpulan mahasiswa yang membentuk
sebuah kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Keefektifan sebuah
organisasi tergantung pada visi dan misi yang dimiliki oleh organisasi
tersebut. Karena idealnya suatu organisasi pasti memiliki visi dam misi untuk
mencapai tujuannya. Begitu juga halnya dengan organisasi mahasiswa. Intinya
mahasiswa harus bisa mengembangkan fungsi dan perannya sebagai mahasiswa.
Seperti pengembangan intelektual akademis yang berguna nantinya untuk terjun ke
masyarakat. Oleh sebab itu untuk mengembangkan peran tersebut dapat dilakukan
dengan bergabung dengan organisasi mahasiswa.
B.
Organisasi
Mahasiswa dikampus
Ada beberapa
bentuk organisasi mahasiswa dikampus, diantaranya dapat dapat di golongkan
menjadi dua yaitu: organisasi intra kampus seperti Senat Mahasiswa/ Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit-unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan
Mahasiswa Jurusan/Program Studi, dan organisasi ekstra kampus seperti HMI,
GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, KAMMI, dan sejenisnya. Kesemua organisasi tersebut
mempunyai kegiatan yang berbeda-beda dan dasar organisasi yang berlainan pula.
Ada yang berlatar belakang minat bakat seperti olahraga, seni,
korespondensi, dan sebagainya dan ada juga yang berlatarkan agama seperti HMI,
GMKI dan lain-lainnya.
Dengan
bervariasinya bentuk organisasi tersebut mahasiswa dapat memilih organisasi
mana yang sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Karena jika
bergabung dalam suatu organisasi maka kita melihat bakat dan minat kita yang
sebenarnya. Walaupun tidak semua mahasiswa tertarik untuk menjadi aktivis dan
bergabung di organisasi kampusnya. Tapi setidaknya dengan bergabung disebuah
organisasi banyak pengalaman yang bisa didapat selain menambah teman dan
mungkin saja bertemu jodoh di organisasi.
C.
Pentingkah Berorganisasi
Dikampus
Sebelum lulus
SMA kita sudah merencakan nanti akan melanjutkan studi kemana? Universitas apa?
Jurusan apa? Setelah kuliah cara belajar yang kita jalani sangat kontras dengan
cara belajar sewaktu SMA. Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif belajar sendiri.
Waktu luang saat menjadi mahasiswa sangat lah banyak. Karena jam kuliah yang
tidak sistematis seperti saat-saat sekolah dulu. Nah, banyak mahasiswa mengisi
waktu luang tersebut dengan berbagai macam cara, ada yang belajar dan terus
belajar, dan ada yang bergabung di organisasi-organisasi kampus.
Organisasi
mahasiswa merupakan wadah para mahasiswa untuk berproses baik dalam
pembelajaran dan pendidikan yang diperoleh melalui kegiatan yang dilaksanakan
secara formal maupun non formal. Dalam sebuah organisasi banyak kegiatan yang
dilakukan dimana semua anggota organisasi harus berpartisipasi didalamnya.
Organisasi yang aktif dan bagus akan sering melatih para anggotanya baik dalam
hal akademis maupun kepemimpinan. Dalam hal akademis contohnya memberikan tentoran
kepada adik kelas, pelatihan membuat karya tulis, membuat penelitian yang
bekerja sama dengan dosen atau pihak kampus dan lain sebagainya. Dalam hal
kepemimpinan misalnya melakukan training kepemimpinan bagi anggota dan para
calon anggota, membuat even atau sebuah acara yang otomasis membutuhkan sebuah
kepanitiaan, dengan adanya kepanitiaan tersebut maka disana dilatih jiwa
kepemimpinan anggota organisasi, dan masih banyak lagi yang lain.
Menurut Tonny
Trimasanto,(1993) mahasiswa itu digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu
mahasiswa yang apatis dan mahasiswa aktif terhadap organisasi kampus. Mahasiswa
yang apatis terhadap organisasi kampus merupakan mahasiswa yang aktif terhadap
perkuliahan saja, segala sesuatu diukur dari pencapaian kredit semester dan indeks
prestasi kumulatif yang tinggi dan dapat meraih gelar sarjana secepatnya .
Sedangkan mahasiswa aktif adalah mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi
kemahasiswaan dikampus, yang sering disebut dengan “aktivis kampus”.
Kedua jenis
mahasiswa ini memiliki perbedaan yang kontras saat memasuki dunia kerja,
mahasiswa aktifis cenderung lebih mudah bersosialisasi dibanding mahasiswa
apatis terhadap organisasi mahasiswa. Dalam berorganisasi kita dilatih untuk
bisa bersosialisasi dengan orang lain, selain itu dengan bergabung di
organisasi kemahasiswaan kita dilatih juga untuk menyusun strategi dan bisa
memanage waktu, diri sendiri dan orang lain. Jadi organisasi mahasiswa penting
sekali karena dapat karakter diri seseorang untuk menjadi mahasiswa yang produktif.
Dibalik sisi
positif tersebut sering juga kita mendengar sentiment tidak bagus terhadap
mahasiswa yang aktif di organisasi, seperti aktifis itu identik dengan gelar
‘M.A’ alias Mahasiswa Abadi, dan tidak jarang aktifis tersebut rawan drop-out
karena lebih sibuk di organisasi dibandingkan dengan perkuliahan. Inilah
sebagian kecil pandangan banyak orang pada sebuah organisasi mahasiswa. Untuk
lebih mengetahui bagaimana organisasi mahasiswa yang sebenarnya ada baiknya
mencoba sendiri bergabung didalamnya dan berpartisipasi sebagai anggota
organisasi tersebut, baru setelah itu kita bisa menilai baik buruknya sebuah
organisasi dan seorang aktifis kampus itu.
D.
Peran Organisasi
Mahasiswa Di Kampus
Organisasi
mahasiswa memiliki banyak peranan penting dikampus. Sebagaimana pengalaman
mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan dikampus, di
masyarakat, dan berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan karena peran
serta dari mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiwa tersebut. Kita
sering mendengar istilah bahwa mahasiswa adalah “The agent of change”, hal
itu benar adanya karena sama-sama kita saksikan banyak perubahan yang terjadi
karena peran mahasiswa.
Di kampus
sendiri organisasi mahasiswa ini berperan sangat penting. Organisasi merupakan
sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa pada petinggi-petinggi kampus
seperti rektor, dekan, dosen dan sebagainya. Tidak selamanya keputusan yang di
buat oleh petinggi kampus dapat diterima begitu saja oleh mahasiswa. Jadi
sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi inilah
disampaikan. Coba saja bayangkan tanpa ada organisasi mungkin kebijakan apapun
yang dikeluarkan pihak atasan mahasiswa akan ‘nrimo’ saja. Karena
mereka tidak ada sarana untuk menyampaikan pendapat mereka. Sangat banyak kita
saksikan perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bergabung di organisasi
mahasiswa. Misalnya dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sebagai media bagi
mahasiswa untuk menyampaikan keluhan tentang mahalnya biaya kuliah, minimnya
fasilitas kampus yang tidak seimbang dengan kenaikan biaya kuliah dan lain
sebagainya. Dalam forum yang formal nanti perwakilan dari BEM ini akan
menyampaikan keluhan mahasiswa ini kepada pihak rektorat contohnya. Nah, dari
situ pihak rektorat dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang membebani
mahasiswa. Maka dari itu pihak rektorat akan melakukan fungsicontrolling-nya.
Tidak hanya BEM, organisasi kehamahasiswaan lainnya baik organisasi internal
maupun organisasi eksternal kampus, juga bisa langsung menyampaikan
aspirasinya, seperti yang sama-sama kita saksikan contohnya melakukan aksi
damai menuntut kenaikan biaya kuliah. Memang realita yang kita saksikan tidak
jarang aksi yang awalnya damai berujung dengan kericuhan karena pihak kampus
mungkin tidak merespon kasi mereka. Namun itu hanyalah sebagian kecil dari
contoh peran penting organisasi mahasiswa dikampus. Tidak dapat kita pungkiri
keberadaan organisasi kemahasiswaan sangat lah penting di kampus sebagai
fasilitator dan mediator antara mahasiswa dengan petinggi-petinggi kampus.
Organisasi
kampus sangat berperan dalam pembekalan untuk melanjutkan study ke luar negeri.
Karena salah satu syarat yang biasa diminta untuk mendapatkan beasiswa
pendidikan keluar negeri adalah dari karya ilmiah dan penelitianyang pernah
kita lakukan. Hal ini bisa kita asah dari berorganisasi.Namun sayangnya,
aktivis kampus kebanyakan hanya berkutat di dunia sosial politik kampus,
kemampuan menulis ilmiah dan scientific sangat
rendah. Sebaiknya, kalau kita menjadi aktifis kampus jangan hanya berkutat pada
rapat dan penyelenggaraan event saja jika ingin menjadi aktivis kampus yang
komplit dan prestatif. Sertai juga dengan kegiatan-kegiatan
kompetitif lainnya, seperti lomba menulis, debat, maupun aktivitas sosial
kemasyarakatan lainnya yang juga diperimbangkan nantinya untuk pembekalan study
ke luar negeri. Karena, sejatinya jika direnungkan, terlalu banyak waktu yang
terbuang sia-sia hanya karena kita terlalu disibukkan dengan event dan rapat
organisasi dibandingkan dengan pengembangan kemampuan prestatif diri.
Akan jauh lebih
baik jika kita tidak hanya pandai dalam memimpin rapat dan beretorika semata,
melainkan kita bisa menjadi aktivis kampus yang rajin membaca, menulis,
mengikuti perlombaan dan terjun di kegiatan sosial kemasyarakatan. Dalam hal
ini untuk menumbuhkan budaya scientific dan prestatif dalam budaya organisasi
kampus, dibutuhkan peran seorang senior atau pimpinan organisasi. Penumbuhan
nilai, budaya, dan norma didalam internal organisasi sejatinya dipegang oleh para
senior atau pimpinan organisasi. Oleh sebab itu seorang pemimpin dan senior
dalam organisasi hendak lah memiliki bekal yang bisa dicontoh oleh kader-kader
dibawah kita.
Organisasi
kampus juga berperan dalam dalam peningkatan mutu suatu kampus. Organisasi
kampus yang aktif dan partisipatif akan selalu memberikan koreksi terhadap
kebijakan kampus yang mungkin menghambat krestifitas mahasiswa. Misalnya
dalam hal keikutsertaan dalam berbagai lomba antar universitas. Pihak kampus
tidak mengetahui sepenuhnya mana mahasiswa yang kira-kira berpeluang untuk
diikutsertakan dalan even tersebut. Dengan adanya koordinasi kepada organisasi
kampus maka dapat diketahui mana mahasiswa yang berpotensi untuk dikirim
sebagai perwakilan suatu kampus. Karena dengan berorganisasi maka dapat
diketahui seberapa besar potensi seseorang. Walaupun tidak langsung menang
dalam sebuah kompetisi setidaknya mahasiswa yang diutus tadi dapat mengukur
kemampuannya dan belajar dari mahasiswa lain dari universitas yang berbeda.
Dengan demikian dia akan bisa sharing dengan teman-teman dikampusnya dan
organisasinya dan bisa memperbaiki diri dimana kelemahan kita. Setidaknya ada
pelajaran penting yang didapat untuk persiapan di kompetisi yang lain.
Bayangkan saja apabila pihak kampus tidak pernah mengirim mahasiswanya untuk
berkompetisi dengan mahasiswa mahasiswa dari universitas lain. Maka mahasiswa
di kampus tersebut tidak lebih hanyalah “seperti katak dalam tempurung”. Merasa
pintar didalam kampus sendiri, sedangkan dia tidak tahu bagaimana perkembangan
diluar sana. Oleh sebab itu organisasi mahasiswa harus bisa mengkoreksi
kebijakan kampus yang tidak mau mengirim mahasiswanya untuk ikut berkompetisi.
Peran serta
organisasi dikampus yang lainnya adalah sebagai sarana bagi pihak kampus untuk
mendapatkan sumberdaya manusia yang suatu saat dibutuhkan oleh kampus.
Koordinasi yang baik dengan organisasi kampus akan lebih mudah merekrut
sumberdaya manusia yang bermanfaat dibanding menyeleksi satu per-satu
mahasiswa.
E.
Manfaat
Berorganisasi
Banyak hal yang
didapat dengan adanya organisasi mahasiswa yang tidak ada diterima dalam
perkuliahan. Dengan berorganisasi mahasiswa terlatih jiwa leadership untuk
memanajemen diri sendiri, orang lain, dan organisasi tersebut. Dalam sebuah
organisasi tentunya tidak aka lepas dari fungsi-fungsi manajemen yang sudah
sama-sama kita ketahui yaitu, “planning, organizing, actuating,
controlling”. Nah, apabila kita bergabung dalam sebuah lembaga, baik itu
organisasi mahasiswa, di perusahaan, di pemerintahan semunya tidak akan lepas
dari fungsi manajemen tersebut, meskipun masih banyak lagi fungsi manajemen
yang lainnya. Begitu juga halnya dalam organisasi mahasiswa dikampus, dengan
bergabung di organisasi mahasiswa dapat berlatih melakukan fungsi-fungsi
manajemen itu.
Dalam
berorganisasi banyak sekali soft skill yang kita dapat yang
juga tidak kita dapatkan disaat perkuliahan. Setiap individu yang ada dalam
organisasi memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Disini kita dapat belajar
bagaimana menghadapi orang yang memiliki karakter yang berbeda tersebut. Dalam
berorganisasi kita juga belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, baik
itu dengan yang lebih muda, sebaya dan yang lebih tua. Tidak hanya itu,dalam
berorganisasi kita bisa juga mendapatkan pengalaman bagaimana berbicara dan
menghadapi orang-orang penting, kalau dikampus misalnya berkomunikasi dengan
dekanat, dan rektorat. Jika kita bergabung diorganisasi yang sudah cukup bagus
yang aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tentunya akan langsung
terjun ke masyarakat, disini pun kita dilatih bagaimana berkomunikasi dengan
pemuka masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Contohnya, di UKM yang pernah
penulis ikuti, dimana kami disitu mengadakan berbagai program kerja yang
membutuhkan komunikasi dengan masyarakat, seperti mengadakan seminar nasional
yang menghadirkan pembicara seorang anggota DPR RI, untuk menghadirkan beliau
sebagai pembicara sungguh bukan hal yang gampang, nah disinilah kami dilatih
cara berkomunikasinya. Contoh lain misalnya waktu mengadakan acara bakti social
ke daerah pinggiran. Disana kami juga belajar bagaimana berkomunikasi dengan
pemuka masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Sungguh ini pengalaman yang
benar-benar berharga. Ini tak akan kita dapatkan tanpa bergabung dengan suatu
organisasi.
Organisasi
merupakan salah satu media yang dapat membentuk kematangan mahasiswa dalam
hidup bermasyarakat. Dengan senatiasa berorganisasi maka mahasiswa akan
senatiasa terus berinteraksi dan beraktualisasi, sehingga menjadi pribadi yang
kreatif serta dinamis dan lebih bijaksana dalam persoalan yang mereka hadapi. Banyak lagi hal
yang didapat dengan bergabung dalam suatu organisasi kampus. Oleh sebab itu
peran organisasi kampus sangatlah penting. Biasanya orang yang bergabung di
suatu orgnisasi akan mudah berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang
memiliki watak yang berbeda-beda. Tidak jarang muncul konflik karena perbedaan
tersebut, contohnya perbedaat pandangan dan pendapat. Dengan adanya konflik
tersebut kita dapat belajar bagaimana memanage konflik tersebut dan mencari
jalan keluarnya. Nah, artinya organisasi juga merupakan sarana melatih kemapuan
social kita.
Manfaat lain
bergabung disebuah organisasi adalah menambah jaringan ataunetworking.
Dalam orgnisasi kita akan berinteraksi dengan banyak orang. Baik itu dari dalam
kampus maupun di luar kampus. Ini sangat bermanfaat nanti kalau kita sudah
tamat dan mencari pekerjaan. Orang-orang yang kita kenal saat berorganisasi
jangan dianggap remeh, karena mungkin saja suatu saat dia yang akan menawarkan
lowongan kerja kepada kita. Jadi dapat kita simpulkan bahwasanya berorganisasi
merupakan simulasi dari dunia kerja yang sesungguhnya.
F.
Realitas Organisasi
Di lapangan.
Saat ini banyak
kita saksikan organisasi kemahasiswaan yang cenderung mementingkan kepentingan
kelompok semata. Sehingga banyak dari organisasi itu yang tidak tumbuh dan
berkembang menjadi suatu kekuatan social dalam menyikapi birokrasi- birokrasi
kampus serta mengakomodir aspirasi-aspirasi dari mahasiswa. Tidak jarang juga
kita saksikan segelintir mahasiswa yang mengatas namakan dirinya “aktifis
kampus” tetapi tidak mencerminkan sikap aktifis yang benar, tidak memberikan
contoh yang benar sehingga menimbulkan penilaian negatif dari mahasiswa lain
yang mengakibatkan timbulnya sikap apatis terhadap organisasi mahasiswa.
Realitas yang
terjadi sekarang kebanyakan aktifis kampus berbicara soal demokrasi, tapi
disaat itu ia juga cenderung otoriter dengan memaksakan kehendaknya dan tidak
bisa menerima perbedaan dan pendapat orang lain. Hal ini dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas kaderisasi karena mahasiswa akan cenderung berikap
apatis terhadap organisasi dan lebih memilih menjadi mahasiwa kupu-kupu
(baca:kuliah-pulang, kuliah-pulang).
Anggapan bahwa
mahasiswa yang sibuk berorganisasi adalah mahasiswa yang indeks prestasinya
sedang-sedang saja atau bahkan dibawah rata-rata. Sehingga saking sibuknya
kuliahnya jadi terbengkalai itu juga tak jarang kita temui. Dibalik realita
tersebut bukan berarti bergabung diorganisasi itu kuliah terbengkalai dan
sebangainya. Semua itu tergantung kepada masing-masing individunya bagaimana
dia bisa memanage dan membagi waktunya. Kita sama-sama diberikan waktu dua
puluh empat jam dalam sehari. Ada orang yang bisa memanfaatkan waktu tersebut
dengan berkontribusi di banyak hal, dan mereka tidak merasa keteteran. Ini
menjadikan motivasi bagi kita bahwa ‘orang lain saja bisa, kenapa saya tidak?’
G.
Merubah
Paradigma Berfikir
Anggapan di
masyarakat bahwasanya organisasi mahasiswa tidak lepas dari melakukan
demonstrasi, unjuk rasa, melakukan kericuhan dengan aparat dan masyarakat. Hal
ini harus kita luruskan bahwa tidak semua organisasi mahasiswa melakukan dan
memilih jalan tersebut agar aspirasinya tersampaikan. Selain itu sentiment
negative yang sering muncul seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwasanya
aktifis kampus itu cenderung mahasiswa abadi dan rawan drop-out. Sebagian ada
juga yang beranggapan kampus adalah semata-mata tempat menimba ilmu yang
terbatas hanya pada pelajaran saja.
Banyak
sebenarnya ilmu yang kita dapat dengan berorganisasi. Seperti yang sudah
dijelaskan juga sebelumnya kita belajar bersosialisasi dengan berorganisasi.
Kita menambah wawasan dan persaudaraan juga bisa dengan berorganisasi. Kita
belajar tentang kepemimpinan dan ilmu manajemen dari organisasi. Banyak hal
yang kita dapatkan dalam berorganisasi yang tidak kita dapatkan di perkuliahan
formal.
Dengan
bergabung dengan organisasi kemahasiswaan banyak perubahan yang akan kita alami
pada diri kita sendiri. Kita bisa mengembangkan bakat dan minat dalam
berorganisasi. Misalnya, mahasiswa yang bakat dalam hal tulis menulis, seni,
olahraga dan lain sebagainya bisa mengeksplor bakatnya tersebut dan berbagi dengan
angguta yang lain dalam organisasi itu. Dengan bergabung di suatu organisasi
kita bisa mengetahui bagaimana diri kita yang sebenrnya. Nah, jika kita
bergabung disuatu organisasi jangan malu-malu menampilkan minat dan bakat,
karena dari minat dan bakat yang kita miliki itulah kita dapat memberikan
kontribusi terhadap organisasi.
Berorganisasi
juga dapat merubah pola pikir seorang mahasiswa yang nanti akan membedakan ia
dengan mahasiswa yang apatis terhadap organisasi kemahasiswaan. Cara berfikir
mahasiswa yang pernah berorganisasi biasanya lebih luwes dan logic karena apa
yang ia sudah pernah ia aplikasikan dalam berorganisasi misalnya, dibanding
mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk belajar cenderung cara berfikirnya
lebih ke teoritis. Teori tanpa praktek hasinya juga alan nihil.
Organisasi
mahasiswa bukan hanya sekedar ajang hura-hura, melampiaskan kejenuhan terhadap
tugas-tugas kuliah yang menumpuk, atau untuk mencari jodoh. Kita bisa
‘mahasiswa plus’ dengan berorganisasi. Dengan ilmu yang kita dapat selama
berorganisasi akan membuat kita mudah memasuki dunia kerja nantinya. Tidak
jarang saat tes wawancara untuk memasuki dunia kerja kita ditanya “pernah kah
mengikuti organisasi? Organisasi apa yang pernah anda ikuti? Apa jabatan anda
di organisasi tersebut?”. Karena dengan berorganisasi kita sudah terbiasa
memanage waktu, diri sendiri, orang lain dan sebuah organisasi. Keluasan
wawasan dan pola pikir akan menjadi nilai plus tersendiri dalam mengarungi
dunia kerja nantinya.
Jadi tak
selamanya aktifis kampus itu adalah mahasiswa abadi yang rawan drop-out, dan
suka berunjuk rasa. Bukan berarti tidak ada, mahasiswa seperti ini karena belum
bisa memanage waktunya. Dan kejenuhannya akan tugas-tugas diperkuliahan juga
bisa menjadi faktor pendorong hal ini. Untuk bisa menjadi aktifis kampus yang
bisa dicontoh maka kita harus benar-benar pandai untuk memanage waktunya agar
tidak berbenturan antara kuliah dengan organisasi. Sesibuk apapun kita disebuah
organisasi kita tidak bisa lepas dari tanggung jawab utama kita sebagai
mahasiswa yaitu mengikuti perkuliahan dengan baik, belajar, dan membanggakan
orang-orang yang menyayangi kita. Bagaimanapun sebagai mahasiswa kewajiban
utama kita adalah menuntut ilmu. Dengan berorganisasi kita bisa berbagi ilmu,
kita mengasah kemampuan yang mungkin tidak pernah diajarkan dalam perkuliahan
formal dikampus.
Oleh sebab itu
organisasi mahasiswa dituntut untuk bisa terus meningkatkan kualitas diri dan
meningkatkan pelayanan bagi mahasiswa dikampus tersebut agar paradigma
mahasiswa lainnya bisa berubah seiring dengan perbaikan-perbaikan yang
dilakukan organisasi mahasiswa sehingga mahasiswa lain simpatik dan tertarik
menjadi kader-kader baru untuk turut bergabung dalam organisasi mahasiswa.